I learned something today.
Sky is not always be the limit.
Horizon line in the sea is not always the limit.
Something within you, a tiny little thing inside you, the deepest area you can't even reached by your own palm, sometimes is the limit.
Don't ever let yourself hurt and hurt ever again for the same thing.
It's always because whether you're too stupid, or you're too in love.
Have you ever liked someone for over 8 years?
Just because you want to stay liking him, and never getting bored liking him for no reason. Gue bahkan terlalu sering membahas dia di blog ini. Seperti di sini, di sini, di sini, di sini, atau di sini.
Jadi, hari ini, teman-teman gue ngajakin ketemuan. Mau ngasih kado ulang tahun, katanya. Sempat agak GR dan curiga mengingat jam ketemuannya maksa banget, karena biasanya fleksibel mengenai jam. But I still came anyway.
Jadilah gue datang dengan bawaan segembol seperti biasa kalau pulang kantor. Sampai di Remboelan Restaurant Plaza Senayan, gue duduk, buka laptop, dan berencana balas email yang tertinggal di kantor. Posisi duduk awalnya adalah gue di pojok, depan gue Tata, sebelah Tata ada Haqi, dan sebelah gue/sebrang Haqi ada Valeska. Nah, si Valeska tiba-tiba pindah ke sebelahnya, menyisakan kursi kosong diantara kita dan gue sempet curiga. "Lo ngapain sih pindah duduk? Mencurigakan"
Dan ketika gue siap melanjutkan ngetik email, ada yang datang duduk di sebelah kursi gue sambil mengulurkan tangan. "Happy belated birthday ya..." That nose. That voice. That man. The one and only; Fedi Nuril.
Cengo.
ANJRIT.
ANJRIIIIIIIIIIIIIIIT.
Gue sukses teriak menggelegar di PS, bahkan gue bisa mendengar teriakan gue menggema.
Gue mati gaya, panik, grogi, tangan gemeter, salah tingkah, dan literally ga tau harus ngapain. Instead, gue malah izin buat bales email kerjaan dulu, dan menganggurkan idola sepanjang masa yang sedang duduk dengan manis di sebelah gue.
Sangat menyenangkan bisa mengobrol di sore hari bersama idola. Apalagi ketika dia memang sadar bahwa gue selama ini ada. "Tahu lah, dari facebook, twitter, apalah, eh dari friendster juga ya?", katanya. Semacam gak sia-sia kenorakan gue selama ini. (Ini harusnya bangga ga sih?)
Dan senang banget bisa kritik dan kasih saran langsung tentang aktingnya di 5cm yang memang harus banyak eksplor lagi, walaupun agak malu-malu. Gue pun dengan bangga cerita 3x nonton 5cm. Maksud gue, gak semua orang kan bisa kritik idolanya sendiri secara langsung, supaya dia pun bisa berkembang JAUH lebih baik di karya berikutnya?
Juga rasa bahagia gue bahwa AKHIRNYA bisa cerita langsung ke fedi sejak kapan gue suka dia. Dia agak shock bahwa gue mulai suka sejak iklan Citra sekitar 8 tahun lalu, dan bagaimana sejak membaca artikel dia di majalah Gadis 8 tahun lalu gue gak bisa move on dari dia. Walaupun masih BANYAK BANGET yang pengen gue ceritain dan pamerkan tentang kecintaan dan kenorakan gue.
Gue gak tahu lagi mau terima kasih seperti apa. Gue sudah terlalu bahagia.
Mungkin euphoria ini bisa berlangsung hingga 5 ulang tahun gue mendatang.
Dan hari ini sukses mencoret dua bucket lists sekaligus: Diucapin selamat ulang tahun secara langsung oleh Fedi Nuril dan Ngobrol-ngobrol santai dengan Fedi Nuril. Reality is beyond my expectation. This is what happiness is.
It's not just finally I could spend my evening with the man I adore the most.
It's also about how grateful I am having very good friends like them.
Terima kasih Haqi.
Terima kasih Tata, Valeska, Tara.
Terima kasih Fedrian Nuril.
Be grateful.
Dan semoga tahun ini bisa ke London ya
(tetep)
So, Pak Jokowi, can you please put "Memperbaiki Sarana Piknik" to your to-do-list also? Please?
Wanderlust: Lost in Mega Mendung, Puncak.
By Lalla Pratami - Selasa, Januari 01, 2013
Have you ever lost in the mountain in the friday midnight?
Because I have. Literally.
And those are the pictures in the next morning at the camp and curug near the camp.