Launching Cornetto Disc Strawberry Cheesecake
By Lalla Pratami - Sabtu, Februari 19, 2011
It's amazing how an ice cream can boost our mood instantly, make us happy in minutes, with its always-sweet taste. Everyone loves it and I'm sure noone can ignore it. It feels like, ice creams are made of love!
After the legendary Magnum, Walls launched their new ice cream on last Feb 12th at Cilandak Town Score, Jakarta. With its tagline "Katakan dengan Cornetto", Walls helps us to tell everything that can't be told through Cornetto Disc Strawberry Cheesecake. Cornetto Disc Strawberry Cheesecake is the new ice cream variant with strawberry cheesecake taste, which is the first that-kind-of-ice-cream in Indonesia.
You have no idea how yummy the ice cream is. With the perfect combination between crispy wafer cone, strawberry ice cream mixed with premium cheesecake, and topped with chocolate disc a la Cornetto; you will never forget when it melts on your tongue and slides smoothly down your throat. The creamy, the sweet, just taste perfectly in our mouth.
The launching was awesome. Started around 7 p.m., it's opened by parade of high-schoolers in Jakarta. There were 5 different ekskul from 5 different high schools that join the parade. Marching Band from SMA 14 started the parade. They played some songs then everyone on Citos was curious to know what happened down there.
The next were Modern Dance from SMA 3, Saman Dance from SMA BM 400, Paskibra from SMA 79, and the last, Cheers from SMA 6. The parade was closed by "Penembakan a la Cornetto". They really nailed the parade, people were cheering excitingly, and Citos turned out to be too crowded. Everyone seemed happy.
Was the launching done? Of course it wasn't. Because there was also Naif who's ready to rock the main stage. David, Pepeng, Emil and Jarwo invited the crowds to enjoy their songs. They also played their newest song, Karena Kamu Cuma Satu, and surprisingly, some of crowds were also singing along.
When Naif was performing, Citos turned out to be too hot. David even said, "I need ice cream! I need Cornetto Disc Strawberry Cheesecake." Because nothing's better than having an ice cream in hot city like Jakarta. And nothing's more delicious than Cornetto Disc Strawberry Cheesecake.
And no, Naif was not the closing of the launching. Because there's still the best part of that night. People who's in Citos could grab Cornetto Disc Strawberry Cheesecake, FREE! Beyond happiness!
You can't only imagine how yummy Cornetto Disc Strawberry Cheesecake is. Just go grab it as fast as you can, before it's sold out. Don't forget to give it to the ones you love. Because one Cornetto Disc Strawberry Cheesecake means a thousand words.
Just Katakan dengan Cornetto!
Cerita Blue Valentine terbagi menjadi dua bagian. "Blue" untuk masa kini, dimana Dean (Ryan Gosling) dan Cindy (Michelle Williams) sedang mengalami pait-paitnya sebuah pernikahan, dan "Valentine" untuk masa lalu--tepatnya enam tahun sebelumnya, saat mereka baru bertemu.
Banyak sekali perbedaan kisah diantara dua masa itu tentunya. "Valentine" adalah masa di mana Cindy masih seorang mahasiswa Medical School yang cantik dan ceria tetapi tidak mempunyai 'pilihan' ketika ia tiba-tiba hamil anak mereka, Frankie. "Blue" adalah masa di mana Cindy merasa hidup yang kini dijalaninya bukan hidup yang dimpikannya, dan ia mulai gerah dengan semua itu. Ia bahkan mulai 'menuntut' Dean untuk mencari pekerjaan yang layak selain sekedar painter.
Dengan segala konflik dan cerita yang dikemas dalam 112 menit (gak mau banyak spoiler di sini :p harus nonton sendiri filmnya), Blue Valentine mampu mencampur aduk dan mengacak-acak perasaan karena kisahnya yang "Blue" dan "Valentine". Bentuk cinta saat datang dan hilang, serta rasa kehampaan saat cinta itu benar-benar pergi, yang mampu membuat saya dari valentine menjadi blue.
Sebenarnya saya tidak melihat kalau Cindy benar-benar mencintai Dean, karena yang diperlihatkan Michelle Williams di Blue Valentine cenderung dingin dan tidak-punya-pilihan-selain-hidup-dengan-Dean. Sebaliknya, Dean, mampu menunjukkan kecintaannya kepada Cindy dan Frankie dengan caranya sendiri, juga betapa ia sangat care dengan mereka.
Salah satu yang saya suka adalah chemistry yang kuat antara Faith Wladyka (Frankie) dan Ryan Gosling di film maupun di luar film (foto-foto launch/festival). Ryan yang sudah tandatangan kontrak untuk menjadi Dean sejak 4 tahun lalu, sempat mengajak Faith mancing selain untuk mendekatkan diri dengan Faith, juga untuk belajar bagaimana menjadi ayah.
Film yang sudah dipersiapkan selama 12 tahun ini lucunya dalam beberapa scene merupakan di luar skenario. Bahkan ada saat di mana mereka shooting tanpa ada skenario sama sekali, dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan saat itu. Seperti, adegan Ryan Gosling bermain ukulele & bernyanyi di tengah jalan dan Michelle Williams tap dance mengikuti irama merupakan adegan di luar skenario. Memang untuk mendapatkan feeling antara mereka, sang sutradara bahkan meminta Ryan-Michelle untuk "tinggal" di rumah, pergi ke groceries bersama, memasang pohon natal, dan membuat kue ulang tahun untuk "anak" mereka, Frankie.
Setelah nonton untuk kedua kalinya, saya menyatakan bahwa saya cinta film ini. Blue Valentine bukan sekedar film cinta-cintaan (yang rating awalnya adalah NC-17 lalu diubah menjadi R) saja. Blue Valentine adalah film tentang cinta, yang selain membuat orang selalu berbunga-bunga dan gembira, juga menyakitkan dan hampa jika cinta itu dihadapi oleh kenyataan yang sebenarnya tidak kita inginkan. You can both be happy and hurt at the same time because of love.
Dan satu lagi, kapan lagi bisa nonton Ryan Gosling nyanyi sambil main ukulele selain di Blue Valentine? ;p
Akan ada 6 foto saya yang dengan judul "Stop This Train" dipamerkan di sana.
Be There!