Kalau kesabaran sudah dibatasi untuk sesuatu,
dan sesuatu yang terbatasi oleh kesabaran adalah hidup saya sendiri,
apa yang bisa saya lakukan?
Jika semesta memang lupa untuk memasukkan plot bahagia dalam kisah saya,
menambahkan kepedihan atas nama pelajaran,
menumbuhkan penghujatan atas nama kesabaran,
lantas, apa yang sebenarnya semesta inginkan dari saya?
Pertanyaan demi pertanyaan,
yang semakin banyak bukan semakin terjawab malah semakin memusingkan.
Tentang hidup.
Tentang semesta.
Serta diantara keduanya.
1 COMMENT;
Blog walking...
BalasHapusHi... I love your blog :).
Keep writing.
Salam kenal,
Viba