Siap-siap. Tarik nafas dalam-dalam. Hembuskan.
oke, let's start it.
Based on here and here, we are now happy because POLAROID IS SAVED!!
"We aim to re-start production of analog INTEGRAL FILM for vintage Polaroid cameras in 2010. We have acquired Polaroid's old equipment, factory and seek your support. Production of analog Instant Film stopped in June 2008, closing the factories in Mexico (Instant Packfilm production) and the Netherlands (Instant Integral production). Impossible b.v. has been founded with the concrete aim to re-invent and re-start production of analog INTEGRAL FILM for vintage Polaroid cameras. Therefore Impossible b.v. has acquired the complete film production equipment in Enschede (NL) from Polaroid, has signed a 10-year lease agreement on the factory building; and has engaged the most experienced team of Integral Film experts worldwide.
The Impossible mission is NOT to re-build Polaroid Integral film but (with the help of strategic partners) to develop a new product with new characteristics, consisting of new optimised components, produced with a streamlined modern setup. An innovative and fresh analog material, sold under a new brand name that perfectly will match the global re-positioning of Integral Films."
"If all goes to plan, the Polaroid factory in Enschede, Amsterdam, will soon be making film again thanks to its new owner, an eccentric Austrian artist and businessman named Florian Kaps. Mr Kaps, 39, has dedicated the past five years to instant photography. He set up Polanoid.net, the biggest Polaroid gallery on the web, and the first ever Polaroid-only art gallery in Vienna, called Polanoir.
Now he plans to save the film. "The project is more than a business plan; it's a fight against the idea that everything has to die when it doesn't create turnover," said Mr Kaps."
and yeah. I just found this. Polaroid with LCD viewfinder! can't you imagine how cool is it? I think I have to save more money to buy one :D
Sudah beberapa minggu ini kita 'disajikan' dengan peperangan di jalur Gaza dimana Israel terus menyerang Palestina. hingga tadi siang di Bulletin Malam, warga sipil Palestina yang terbunuh mencapai 1000 orang. Saya sendiri kadang-kadang takut untuk nonton liputan konflik di Gaza itu. Miris, tidak tega, kasihan, sakit. Bahkan hampir setiap kali menonton liputan itu saya malah menangis. walau saya tidak kenal dengan mereka, tidak pernah ke Palestina, ataupun mengerti bahasa mereka. hanya dengan cuplikan adegan pertempuran di Gaza dan korban-korban yang berjatuhan.
kenapa harus ada perang kalau hidup damai itu menyenangkan?
saya tidak peduli dan tidak mau tahu alasan Israel menggempur Palestina habis-habisan. yang jelas, dilihat dari sisi manusiawi, Israel jelas tidak manusiawi. mereka memborbardir gedung sekolahan dan rumah sakit yang jelas-jelas menjadi tempat berlindung para warga sipil. mereka juga sempat melarang bantuan dari manapun masuk untuk menolong warga Palestina. dan di belahan dunia lain, PBB yang seharusnya bisa mewujudkan perdamaian dunia tidak mampu melakukan apapun hanya karena satu negara adi kuasa itu tidak setuju. Jeez.
walaupun saya sendiri hanya bisa duduk di sini, merasa simpati, dan tidak membantu apapun untuk warga Palestine selain doa.
saya jadi ingat dengan seorang teman saya. Latifah Nuzuli, biasa saya panggil Tifa atau Tipeh. kami sekelas di kelas satu SMA, tetapi hanya beberapa bulan karena dia pindah ke Aceh. saya dan Tifa termasuk cukup sering mengobrol karena ia adalah tetangga salah satu sahabat saya yang sudah pindah ke Bandung. setidaknya di sebuah kelas baru dengan anak-anak baru itu kami memulai ngobrol tentang teman saya ini. dan saat ia pindah ke Aceh pun masih suka sms-an, sekedar tanya kabar atau basa-basi.
hingga akhirnya 26 Desember 2004 di Aceh terjadi tsunami. dari kabar yang saya dengar, Tifa selamat. saat air mulai datang, ia dan ibunya lari, tapi ibunya tertinggal sehingga hanya Tifa yang selamat. Ayah dan adiknya juga tidak bisa menyelamatkan diri. dengan kata lain, setelah Tsunami itu, hanya ada Tifa, dan kakaknya yang saat itu kuliah di Jogja.
beberapa minggu kemudian saya mendapat kabar lagi kalau Tifa sudah pindah ke Jakarta tinggal bersama tantenya. saya juga (akhirnya) mendapat nomer handphonenya, sehingga bisa kembali berhubungan dengannya. sekarang Tifa kuliah di UNJ mengambil jurusan bahasa Jerman atau sastra Jerman gitu, eh apa Belanda? lupa hehehe
call it disaster. catastrophic. whatever fits you. both Tifa dan anak-anak Palestine kini sudah kehilangan. tapi mereka, saya yakin sangat bisa melewati masa-masa berkabungnya. Tifa, dengan senyumannya yang selalu manis, berjalan menapaki lembaran hidup baru dengan pelajaran yang sangat berarti di belakangnya. cobaan yang sangat berat itu malah menunjukkan bahwa mereka pemenang saat mereka mampu melewatinya dengan baik.
satu yang harus kita ingat, Tuhan memberikan cobaan kepada kita karena Dia maha tahu kalau kita mampu melewatinya, bahwa Dia percaya kita bisa kuat dan menang. bukan karena Dia tidak sayang dengan kita.
ngomong-ngomong musibah, tadi sore saya dapat sms dari ibu, katanya si Bima, my brother, habis dihipnotis di angkot sehingga hp dan mp4 nya pun raib dibawa. kok dompetnya gak ilang ya? apa tahu dia gak pernah punya duit? behehe
Rectoverso - Dewi Lestari
I won't review the novel, it's about the cd. Dalam Rectoverso ini ada 11 lagu, salah satunya adalah Malaikat Juga Tahu yang video klipnya sudah bisa dilihat di layar kaca. Secara keseluruhan lagu-lagu di album ini bagus, beraliran pop dengan tambahan ilustrasi musik ala orkestra sehingga saya sendiri merasa mendengarkan lagu di dalam sebuah film. mungkin karena lagu-lagu dalam Rectoverso ini sesungguhnya adalah soundtrack bagi masing-masing cerita dalam novelnya.
ketika pertama kali mendengarkan full album ini komentar saya hanya, 'INILAH MUSIK YANG DINANTIKAN BANGSA INDONESIA!', atau kalau kata tante saya, "Ini baru yang namanya lagu". dengan lirik yang cerdas, penuh esensi, bukan hanya sekedar AYAM SORI. nadanya pun bukan seperti asal genjreng dengan tambahan melayu seperti yang kini (herannya) banyak diusung musisi baru Indonesia.
selain lagu-lagu baru, Dee juga menyanyikan ulang lagu Firasat yang sebelumnya dinyanyikan oleh mantan suaminya, Marcell. lagu favorit saya selain Malaikat Juga Tahu adalah Aku Ada dimana Dee bernyanyi duet dengan sang adik, Arina Mocca. tapi ada lirik yang terus menempel di otak saya;
kuingin jadi cicak di dindingmu,
cicak di dindingmu
hanya suara dan tatapku menemanimu
dan kumenyadari tanganku tak kan mampu meraihmu
walau cinta katanya tak kan lelah memberi
you should buy the cd guys! Very Recommended! jangan lupa beli novelnya juga :D
Sheila on 7 - Menentukan Arah
Akhirnya, setelah Eross dan Brian sibuk di Jagostu, Om Duta sibuk ngomentarin idola cilik, serta Mas Adam yang asyik bisnis laundry, sheila on 7 kembali dengan album terbaru mereka : Menentukan Arah.
Album ini, kata Duta, lebih untuk sheila gank yang sudah lama mendukung mereka. sheila gank yang tidak hanya sekedar ikut arus band-idola-masa-kini-yang-penting-saya-gaul, tapi yang benar-benar menyukai musik Sheila on 7 sejak jaman Kita hingga sekarang.
Menentukan Arah memang tidak seperti album-album kemarin-nya Sheila dimana mereka asyik bereksperimen. album ini, menurut saya, lebih terdengar seperti album ketiga Sheila yang santai dan Sheila on 7 banget. single pertama mereka, Betapa, sudah dilepas pada bulan Juni lalu walaupun albumnya baru keluar Oktober kemarin. sekarang mereka juga sudah mengeluarkan single kedua yang berjudul Yang Terlewatkan.
yang lucu (is it funny?) adalah intro Segalanya yang menurut saya suara keyboard dan drumnya mirip intro Matraman-nya The Upstairs. by the way dari semua lagu mereka ada satu lagu yang liriknya seperti menampar saya, lagu yang merupakan satu-satunya lagu ciptaan Adam di album ini.
sepucat bulan purnama
segelap malam tergelap
kubiarkan kumencari hatimu yang tak pernah kau beri
sedalam palung lautan
sedalam jurang hatimu
kau biarkan ku jatuh tanpa ujung
lepaskan sayapku yang terpasungjika memang tiada harapan
tunjukkan jalan keluar dari hatimu