Autism is a severe developmental disorder that begins at birth or within the first two-and-a-half years of life. Most autistic children are perfectly normal in appearance, but spend their time engaged in puzzling and disturbing behaviors which are markedly different from those of typical children. (via http://www.autism.com/)
Mungkin beberapa dari kalian pernah menggunakan kata Autis just for fun. Untuk sekedar mendeskripsikan seseorang yang suka asyik sendiri atau lebih suka menyendiri. Saya juga. Dulu.
Sampai saya punya sepupu yang mengidap autis.
Yang selalu asyik dengan dunianya sendiri,
yang tidak pernah engeh kalau ada orang lain mengajaknya ngobrol,
yang tidak bisa bicara sepatah katapun dengan jelas,
seumur hidupnya.
Bahkan karena autisnya itu,
dia tidak bisa mengutarakan betapa sakitnya dia,
sampai akhirnya ia meninggal.
Memang dia awalnya hanya sakit memar karena jatoh. Tapi sampai lusa, memarnya malah semakin membengkak. Keringat dingin sering mengucur di badannya, seperti dia sedang menahan sakit. I say once more, karena autis, dia tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan, dia tidak bisa memberitahukan apa yang sakit, sesakit apa itu, selain hanya meraung seperti biasa.
Malam itu, dimana saat itu adalah bulan Ramadhan, dia menginap di rumah Mbah. Awalnya dia diajak pulang oleh Bapaknya setelah solat taraweh, tapi Mbah melarang karena merasa tidak tega melihat kondisinya. Atau mungkin, Mbah sudah memiliki firasat tidak enak akan dia malam itu.
Karena malamnya sekitar jam setengah 12 malam, Mbah terbangun karena raungan dia. Dia meraung keras sekali. Badannya panas, keringat dingin juga terus mengucur. Mbah lalu membuatkan susu hangat untuknya yang langsung dihabiskan oleh dia. Mbah sadar, dia sakit. Ada sesuatu yang sebenarnya dia rasakan, yang sepertinya sakit sekali, tapi dia tidak bisa mengungkapkan sakitnya itu.
Melihat keadaannya yang semakin merintih-meraung dengan badan yang panas, om saya lalu mengecek denyut jantungnya, tapi ternyata tidak ada. Di jantungnya sudah tidak terdengar denyut jantung lagi, tetapi di leher masih ada namun lemah. Panik, dia dibawa ke dokter secepatnya. Sampai di dokter, dokter hanya bilang "ini sebentar lagi". Dokter meminta untuk menunggu sampai setengah jam. Dan sekitar 12.15 dia benar-benar pergi...
Anehnya, dua hari sebelumnya saya mimpi gigi copot. Teman sebangku saya yang saya ceritakan tentang mimpi saya itu panik sendiri, "menakut-nakuti" saya kalau ada keluarga dekat yang mau meninggal. Makanya saat sebelum sahur Mbah nelepon rumah kalau sepupu saya meninggal... seluruh tubuh saya merinding.. bahkan saat saya sms teman saya dia juga ikutan merinding.
Selama 10 tahun hidupnya dia tidak bisa bicara. Dia hanya bisa meraung "Uuuhh.. Uuhhh..". Kadang di sela raungannya dia tertawa, merengek, menangis, memukul/menepuk tangannya dengan ekspresi gembira, asyik dengan dunianya sendiri.
Sebelum meninggal dia sempat terlihat adanya peningkatan. Jika ada seseorang yang mengajaknya mengobrol, dia bisa menatap orang itu, mengerti bahwa orang itu sedang mengajaknya ngobrol. Tapi ternyata, Tuhan punya rencana yang lebih baik untuknya.
Mungkin bagi kalian topik ini terlalu sepele. Dan sebagian dari kalian malah menyepelekannya. Yeah wait until you have son/daughter/whoever you love got autism. Then you're gonna stop using autis word just for fun.
Because you don't know how it hurts until it hurts you.
2 COMMENT;
hai. ^^
BalasHapusboleh saya copas beberapa post kakak di blog saya?
saya janji bakal tulis alamat web kakak, jadi saya tidak akan menjadikannya hak milik.
thanks
Daisy
(diariesdaily.blogspot.com)
Hai juga. As long as ditulis sumbernya, boleh kok :-)
BalasHapus